Makalah Pembaruan Dalam Pemikiran Islam Klasik
Dalam makalah ini penulis akan kiprah pemikiran Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh yang telah memberikan kontribusi dalam pentas pembaruan sejarah umat Islam di India pada khususnya dan di Negara-negara Islam pada umumnya.
Microsoft Office Word 2003 Gujarati Toolbars Microsoft Office Word 2007 Gujarati Tab v 3.0 This template is for Word 2007. Fonts for microsoft word. To install, you have to replace the default Normal.dotm with this one. The instuction are found here:.
Persoalan peradaban jauh lebih penting dari aspek-aspek yang menjadi pendorong munculnya kejayan Islam dalam sejarah terletak pada tingginya peradaban yang di upayakan melalui ilmu pengetahuan. Adanya dukungan dari kebijakan politik dan ekonomi dalam memberikan simulasi bagi kegiatan-kegiatan keilmuan, dapat mendorong berkembangnya tradisi keilmuan bagi siapa saja yang menghendakinya. Pembahasan sejarah perkembangan peradaban islam yang sangat panjang dan luas itu tidak bisa dilepaskan dari pembahasan sejarah perkembangan politiknya.
Tidak hanya politik yang menentukan perkembangan aspek-aspek peradaban tertentu melainkan karena sistem politik dan pemerintah itu sendiri merupakan salah satu aspek penting dari peradaban. Pendidikannya di masa kecil, ia dimasukkan ke Madrasah tradisional untuk belajar menulis, berhitung dan membaca al-Quran di al-Qalamun. Setelah ia dewasa, pada tahun 1882 ia meneruskan pendidikannya di Madrasah al-Wataniah al-Islamiyah di Tripoli di bawah asuhan Syekh Husin al-Jisr. Di madrasah ini, selain bahasa Arab diajarkan juga bahasa Turki dan Perancis. Disamping pengetahuan-pengetahuan agama juga diajarkan pengetahuan modern karena pengasuh madrasah ini adalah seorang ulama Islam yang telah dipengaruhi oleh ide-ide modern. Setelah madrasah ini bubar, Rasyid Ridha meneruskan studinya di salah satu sekolah agama yang berada di Tripoli. Walaupun telah berpindah sekolah, tetapi hubungannya dengan al-Husin al-Jisr berjalan terus, dan guru inilah yang menjadi pembimbing baginya di masa muda.
Disamping itu ia banyak pula dipengaruhi oleh ide-ide Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh melalui majalah al-Urwatul Wutsqa. Ia ingin sekali menggabungkan diri dengan Jamaluddin al-Afghani di Istanbul, tetapi niatnya tidak terkabul. Orientasi pemikiran Rasyid Ridha mengalami perubahan besar pada umurnya yang keduapuluh delapan (1310 H/ 1892 M). Hal itu terjadi setelah ia membaca beberapa lembaran majalah al-Urwah al-Wutsqa koleksi ayahnya yang diterbitkan di Paris oleh Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh. Kemudian ia mulai mencari dan menyempurnakan lembaran-lembaran tersebut untuk menjadi sebuah delapan belas eksamplar yang sempurna.
Ia menemukan lembaran-lembaran tersebut di perpustakaan gurunya Husin al-Jisr yang kemudian ia salin kembali dan tekuni dalam mempelajarinya baik dari segi metode, teori maupun tujuan-tujuannya. Hal ini menimbulkan perubahan pada bentuk pemikiran dan model keislamannya dalam memperbaiki keadaan masyarakat muslim. Sejak itu, Rasyid Ridha tertarik untuk menjadi murid lembaga Jami’ah al-Islamiyah milik Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh yang menyerukan pada pembaruan Islam serta pembaruan dunia melalui pembaruan agama.
Keinginannya tersebut telah mengganti jalan keberagamaannya dari tarekat Naqsyabandiyah yang ia jalani sebelumnya. Rasyid Ridha mulai mencoba dan menerapkan ide-idenya ketika masih berada di Suria, tetapi usaha-usahanya mendapat tantangan dari pihak kerajaan Usmani. Ia merasa terikat dan tidak bebas, Sepeninggalnya Jamaluddin al-Afghani, akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke Mesir pada tahun 1898 M, dekat dengan Muhammad Abduh.
Ia pergi ke Mesir untuk menyebarluaskan pembaharuan di Mesir. Dua tahun kemudian ia menerbitkan majalah yang bernama “ al-Manar” untuk menyebarluaskan ide-idenya dalam usaha pembaharuan. Majalah al-Manar yang diterbitkan Rasyid Ridha secara berkala memiliki tujuan yang sama dengan tujuan al-Urwah al-Wutsqa yaitu mengadakan pembaharuan di bidang agama, ekonomi, sosial, dan memberantas takhayul dan bid’ah-bid’ah yang termasuk kedalam tubuh umat Islam, menghilangkan paham fatalisme yang terdapat dalam tubuh umat Islam serta paham-paham yang salah yang dibawa oleh tarekat-tarekat, meningkatkan mutu pendidikan serta membela umat Islam dari permainan politik negara-negara Barat. Majalah ini merupakan suara pembaharuan Islam yang terpenting di dunia Arab ketika itu.
Menurut pendapat Rasyid Ridha sebagaimana juga pendapat Jamaluddin al-Afghani bahwa umat Islam mundur karena tidak lagi menganut ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Pemahaman umat Islam terhadap ajaran-ajaran agama salah dan perbuatan-perbuatan mereka telah menyeleweng dari ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Telah masuk ke dalam Islam segala khurafat dan takhayul serta bid’ah-bid’ah, karena itu menurut analisis Rasyid Ridha, ajaran Islam yang murni akan membawa kemajuan umat Islam, oleh karena itu segala macam khurafat, takhayul, bid’ah, serta ajaran-ajaran yang menyeleweng dari ajaran Islam harus dikikis dan disingkirkan. Di antara aktivitas beliau dalam bidang pendidikan antara lain membentuk lembaga pendidikan yang bernama “ al-Dakwah wa al-Irsyad” pada tahun 1912 di Cairo. Pada awalnya beliau mendirikan madrasah tersebut di Konstantinopel terutama maminta bantuan pemerintah setempat akan tetapi gagal, karena tidak mendapat dukungan pemerintah, akhirnya beliau mendirikannya di Cairo. Motif mendirikan madrasah ini, ialah karena adanya keluhan-keluhan dari negeri-negeri Islam, di antaranya dari Indonesia, tentang aktivitas misi di negeri-negeri mereka. Untuk mengimbangi sekolah tersebut dipandang perlu mengadakan sekolah misi Islam.